Pesawat
Beberapa minggu yang lalu, aku dan kawan baikku yang tinggal di kota lain membuat janji untuk bertemu. Karena jarak yang jauh, kami sepakat untuk menjadikan Hamburg tempat pertemuan kami. Selain kotanya indah, jaraknya juga dekat dari kota kami sehingga kami tak akan banyak kehilangan waktu. Semenjak kami menjejakkan kaki di stasiun, langsung saja pembicaraan mengalir tak henti. Memang selalu seperti itu, bila bertemu, inti pertemuan hanya dipenuhi oleh cerita, keluhan dan tawa. Sering kami tak sadar kemana kaki membawa kami melangkah. Kadang kami menyusuri deretan pertokoan, kadang kami menumpang bus atau kereta bawah tanah, atau kadang kami duduk begitu saja di taman kota. Rasanya keindahan kota Hamburg menjadi tak begitu menarik dibandingkan dengan sejuta cerita yang ingin kami bagi.
Akhirnya langkah membawa kami ke tepi Sungai Elbe, sungai terbesar yang membelah kota Hamburg. Kami sepakat untuk menyusuri sungai itu dengan menggunakan kapal. Kami memilih duduk di dek atas yang terbuka. Cukup berani memang, mengingat saat itu masih awal musim semi, dimana anginnya masih bertiup kencang dan udara masih dingin menggigit. Ada alasan khusus mengapa kami nekat memilih terterpa angin kencang, karena kami tak mau gerakan kapal di ruangan tertutup mengaduk isi perut kami sehingga kami tak bisa menikmati perjalanan.
Setelah kapal berjalan, barulah kami sempat terdiam. Bukan hanya karena udara yang dingin dan rasa lelah, tetapi juga karena suguhan pemandangan yang indah di sepanjang sungai. Tiba-tiba kami dikejutkan oleh suara kapal yang terasa begitu dekat. Ternyata kami sudah mendekati pabrik kapal airbus di Finkenwerde. Dengan takjub kami melihat kapal yang terbang begitu rendah. Langsung kusenggol lengan temanku untuk segera mengabadikan pesawat itu. Tetapi entah karena udara terlalu dingin atau perut yang teraduk, foto yang dihasilkan hanya mampu mengabadikan kapal dengan ukuran yang sangat kecil. Tapi tak apa, karena foto itu malah menjadi foto pertama yang tampil di blogku ini.
Terimakasih Kinoy untuk perjalanan yang menyenangkan sekaligus melelahkan. Terimakasih mbak Ria yang sudah dengan tabah mengajari orang gaptek macam aku untuk meng-up load foto ini.
Akhirnya langkah membawa kami ke tepi Sungai Elbe, sungai terbesar yang membelah kota Hamburg. Kami sepakat untuk menyusuri sungai itu dengan menggunakan kapal. Kami memilih duduk di dek atas yang terbuka. Cukup berani memang, mengingat saat itu masih awal musim semi, dimana anginnya masih bertiup kencang dan udara masih dingin menggigit. Ada alasan khusus mengapa kami nekat memilih terterpa angin kencang, karena kami tak mau gerakan kapal di ruangan tertutup mengaduk isi perut kami sehingga kami tak bisa menikmati perjalanan.
Setelah kapal berjalan, barulah kami sempat terdiam. Bukan hanya karena udara yang dingin dan rasa lelah, tetapi juga karena suguhan pemandangan yang indah di sepanjang sungai. Tiba-tiba kami dikejutkan oleh suara kapal yang terasa begitu dekat. Ternyata kami sudah mendekati pabrik kapal airbus di Finkenwerde. Dengan takjub kami melihat kapal yang terbang begitu rendah. Langsung kusenggol lengan temanku untuk segera mengabadikan pesawat itu. Tetapi entah karena udara terlalu dingin atau perut yang teraduk, foto yang dihasilkan hanya mampu mengabadikan kapal dengan ukuran yang sangat kecil. Tapi tak apa, karena foto itu malah menjadi foto pertama yang tampil di blogku ini.
Terimakasih Kinoy untuk perjalanan yang menyenangkan sekaligus melelahkan. Terimakasih mbak Ria yang sudah dengan tabah mengajari orang gaptek macam aku untuk meng-up load foto ini.